Sumber Utama Limbah B3 Pada Industri Tekstil Adalah

Limbah b3 Pada Industri Tekstil

Limbah tekstil (garmen) merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.  Limbah-limbah yang dihasilkan suatu industri tekstil ini akan dialirkan ke kolam-kolam penampungan dan selanjutnya dibuang ke sungai. Untuk memperoleh kualitas air yang lebih baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan, maka suatu industri tekstil harus memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan  PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH .

Tabel 1. Permen LH No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil

Beban pencemaran paling tinggi

Debit Limbah paling tinggi

100m3/ton produk tekstil

Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton.

Gambar 1. Limbah Cair Industri tekstil

(Sumber: https://blogs.uajy.ac.id/ivann/2016/08/20/dibalik-warna-indah-kain-batik/)

Sumber Limbah Industri

Limbah dan emisi merupakan non product output dari kegiatan industri tekstil. Khusus industri tekstil yang di dalam proses produksinya mempunyai unit Finishing- Pewarnaan (dyeing) mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amonia yang tinggi. Pihak industri pada umumnya masih melakukan upaya pengelolaan lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah (treatment). Dengan membangun instalasi pengolah limbah memerlukan biaya yang tidak sedikit dan selanjutnya pihak industri juga harus mengeluarkan biaya operasional agar buangan dapat memenuhi baku mutu.

Air limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan menyebabkan pencemaran, antara lain menyebabkan polusi sumber-sumber air seperti sungai, danau, sumber mata air, dan sumur. Limbah cair mendapat perhatian yang lebih serius dibandingkan bentuk limbah yang lain karena limbah cair dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dalam bentuk pencemaran fisik, pencemaran kimia, pencemaran biologis dan pencemaran radioaktif.

Limbah tekstil merupakan limbah cair dominan yang dihasilkan industri tekstil karena terjadi proses pemberian warna (dyeing) yang di samping memerlukan bahan kimia juga memerlukan air sebagai media pelarut. Industri tekstil merupakan suatu industri yang bergerak dibidang garmen dengan mengolah kapas atau serat sintetik menjadi kain melalui tahapan proses : Spinning (Pemintalan) dan Weaving (Penenunan).Limbah industri tekstil tergolong limbah cair dari proses pewarnaan yang merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat. Bahan pewarna tersebut telah terbukti mampu mencemari lingkungan. Zat warna tekstil merupakan semua zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh serat tekstil dan mudah dihilangkan warna (kromofor) dan gugus yang dapat mengadakan ikatan dengan serat tekstil (auksokrom).

Karakteristik Air Limbah Industri Tekstil:

Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri daribeberapa parameter, diantaranya :

a. Total Solid (TS): Merupakan padatan didalam air yang terdiri dari bahan organik maupunanorganik yang larut, mengendap,atau tersuspensi dalam air.

b. Total Suspended Solid (TSS): Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam airlimbah setelah mengalamipenyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.

c. Warna.: Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman.

d. Kekeruhan: Kekeuhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik.

e. Temperatur: Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.

f. Bau: Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.

2. Karateristik Kimia

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air

b. Chemical Oxygen Demand (COD)

Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).

c. Dissolved Oxygen (DO)

adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperature dan salinitas.

Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.

Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.

Fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian).

g. Derajat keasaman (pH)

pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme.Phnormal untuk kehidupan air adalah 6–8.

Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.

Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang dalam skala tertentu membantu kinerja metabolisme tubuh dan mempunyai potensi racun jika memiliki konsentrasi yang terlalu tinggi. Berdasarkan sifat racunnya logam berat dapat dibagi menjadi 3 golongan :

1. Sangat beracun, dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan yang tidak pulih dalam jangka waktu singkat, logam tersebut antara lain : Pb,Hg, Cd, Cr, As, Sb, Ti dan U.

2. Moderat, mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama, logam tersebut antara lain : Ba, Be, Au, Li, Mn, Sc, Te, Va, Co dan Rb.

3. Kurang beracun, namun dalam jumlah yang besar logam ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan antara lain :Bi, Fe, Mg, Ni, Ag, Ti dan Zn .

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.

Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta plankton. Penentuan kualitas mikroorganisme dilatarbelakangi dasar pemikiran bahwa air tersebut tidak akan membahayakan kesehatan. Dalam konteks ini maka penentuan kualitas biologi air didasarkan pada analisis kehadiran mikroorganisme indikator pencemaran.

Di sekitar pabrik pada umumya sungai digunakan untuk tempat pembuangan limbah, tanpa instalasi pengolahan limbah terlebih dahulu. Dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan, tetapi air limbah industri harus mengalami proses pengolahan sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran.  Dengan pengolahan tersebut limbah tekstil yang dibuang ke sungai di duga dapat mengurangi bahan pencemar.

Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim, asam. Penghilangan kanji biasanya memberi kan BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain. Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang digunakan. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.DiIndonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada pewarnaan.

PT  Sumber Aneka Karya Abadi sebagai salah satu distributor alat laboratorium menyediakan alat-alat untuk mengukur parameter yang dibutuhkan Industri Tekstil dalam pengontrolan limbah cairnya.

Karena karakteristik limbah cair industri tekstil yang beragam seperti mengandung senyawa organik, sulfida dan logam berat, maka diperlukan elektroda yang memiliki performance tinggi di segala macam sampel seperti Thermo Scientific Orion 8172BNWP. Sedangkan untuk meter pengukur pH dapat digunakan Thermo Scientific Orion “VERSA STAR VSTAR90” Multiparameter Benchtop Meter.

BOD Sensor System 6 dari VELP atau BOD Trak II dari HACH dapat digunakan untuk mengukur nilai BOD berdasarkan metode manometrik.

Gambar 4. BOD Sensor System 6 Velp

Gambar 5. BODTrak II Apparatus

3. COD, Fenol Total, Amonia Total, Krom Total dan Sulfida

Hach DRB200 dapat digunakan sebagai reaktor untuk membantu analisa COD pada limbah industri tekstil. Untuk reaktor DRB200 ini tersedia single block maupun dual block. Kemudian untuk mengukur nilai COD beserta Fenol Total, Krom Total, Amonia Total dan Sulfida dapat digunakan spektrofotometer HACH (DR1900, DR3900 atau DR6000).

Gambar 6. DRB200 Single Block

Gambar 7. DRB200 Dual Block

Gambar 8. DR1900 Portable SPectrophotometer

Gambar 9. DR3900 Laboratory Vis Spectrophotometer

Gambar 10. DR6000 UV-VIS Spectrophotometer

Dwioktavia., 2011, Pengolahan Limbah Industri Tekstil.  https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/.

Habibi, Islam. 2012. TINJAUAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PT. SUKUN TEKSTIL KUDUS. SKRIPSI. Universitas Negeri Yogyakarta.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH .

http://www.in.dirtwave.com/inggris-tertarik-pada-usaha-baru-dalam-industri-tekstil-dan-garmen/

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan LB3 yang telah dilakukan di indsutri tekstil. Metode penelitian menggunakan metode perbandingan antara kondisi di lapangan dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan hasil evaluasi mengenai pengelolaan LB3 yang dilakukan oleh PT X dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sumber LB3 berasal dari proses produksi, lumpur IPAL, boiler, labolatorium, pemeliharaan mesin, dan klinik. Jenis LB3 yang dihasilkan berasal dari sumber spesifik umum yaitu lumpur IPAL dan limbah medis, sumber spesifik khusus yaitu hanya fly ash dan sumber tidak spesifik yang meliputi lampu TL, drum bekas LB3, oli bekas dan reagen. Karakteristik LB3 terdiri dari beracun, mudah menyala, korosif dan infeksius. PT X telah melakukan pengelolaan LB3 yang meliputi aspek pengemasan dan pewadahan, pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dokumen pengelolaan LB3, dan pelabelan LB3. Untuk kegiatan pengangkutan PT X bekerja sama dengan pihak ketiga diantaranya adalah PT Hijau Lestari, PT PPLI, PT Khalda, dan WGI. Berdasarkan hasil analisis pengelolaan LB3 di perusahaan ini termasuk kategori baik. Upaya pengelolaan LB3 yang harus ditingkatkan yaitu pada proses pelekatan simbol dan label, pengemasan, dan penyimpanan LB3.

Kata Kunci: Kabupaten Bandung, Industri Tekstil, Limbah B3,

This study aims to determine the management of LB3 that has been carried out in the textile industry. The research method uses a comparison between conditions in the field and applicable regulations Based on the evaluation results on the management of hazardous materials carried out by PT X, it can be concluded several things, namely the source of hazardous materials originating from the production process, sludge from the wastewater treatment plant, boilers, laboratory, engine maintenance, and clinics. The types of hazardous materials produced come from general specific sources such are sludge from the wastewater treatment plant and medical waste, specific sources which are fly ash and non-specific sources which include lamps, drums used in hazardous materials, used oil and reagents. The characteristics of hazardous materials consist of toxic, flammable, corrosive, and infectious. PT X has managed the management of hazardous materials which includes aspects of packaging, storage, collection, storage, transportation of documents on the management of hazardous materials, and labeling of hazardous materials. For transportation activities, PT X cooperates with third parties including PT Hijau Lestari, PT PPLI, PT Khalda, and WGI. Based on the analysis the achievement of the management of dangerous substances in this company including the good category. Efforts to manage toxic and hazardous materials must be improved in the process of sticking symbols and labels, packaging, and storing toxic and hazardous materials.

Keywords: Bandung Regency, Testile iIndustry, hazardous waste materials

Halo Sobat Persada!Apakah ada yang bisa kami bantu?

%PDF-1.7 %¡³Å× 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> endobj 4 0 obj <>/MediaBox[ 0 0 595.4 842]/Parent 2 0 R /Resources<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI]>>/StructParents 116/Tabs/S/Type/Page>> endobj 5 0 obj <>stream xœ½}Rª´PyR·UZ©¤¨Š4/e“»õÓ'ïÿ”Ü<}b§é’¦�ÌzqþôɳU¢²äüãÓ'*ÉÌ¿*)Í \Ù&矞>É’KøøóÓ'¿Íþ{^Ïž¿›·³óùB7³_ßÏ«Ùë¹jf/ÿg¾PÙìùüÉùOOŸü` ÿíahè ¥ó´F#yÔmª´§v7_ä³­!®ž¥�ºmQ�Q—?æ6¥NGdy– i?ïÒÇÜ®Îǘ©u›6ÍF¨zÌm•6ÿØcªðã\©Ùäô>îæ‹jv˜«j¶¤?U>»FÝüøä1>Z|š!|¾Í²ê»Ç£\çYªë;ƒuž§Ù A³Ÿ�›[`b9Kô\³X«á#{LŒe¨?¥u™¶Ã» µŸà·†ÿèË8ú�¥�G~¡Š´¶¤×ïæåì�qè?'(ÛŠ¤lP}L)•‘ò0‹GݦJË¡m’,ÍŠä|e‚HQ4_¿cÑÛ±iÒú$Ký›}[f6‹€�JàJf7úø'±�L=š2-›É� @¼ªÖ©ªqU87ùáí÷ɳ‘dëÅn¿ß}:žouª•N*�ff/Uå[0mdÒˆ0-öEk&î,ÃF�Iðá»TuÚÈ]†äfà+exáˆÍ�¢´ù ±8Í¢�“ô‰hªJë2)K�Æsc“¿Ïµ¦0w—è^aŒ»?Àçҿ㧗=6�ŽXB �¬%ª² >‘~«T†#j@ðl<Ë2í•Üb�S²4oÍ?ƒs;0-uoÊ€ªçU*Ìc@Û“g¿€ž¿ýþõË$³ºìÓý" ¸%ͨ‹‚­ç“Š×à.�Á6oàá9êÜfõìÁs“øûi?ÀÐ_Lu0û«ùžÏZh&éâ8€;_´³ô+x‚ 8”'Æg›=”]ÿ×8˜b‡@ñ%|ü ï ¨Ofÿ¾ž×£Žrȼ´w7¿M¸�]nvyÿÚìùŽ!8D^ò6–MÈ„ï-¶f>RéVæÊs£""Þî�‡kÞ¬wÄ^b¨{!æü

Pemanfaatan Limbah Industri Tekstil